Selenium dari seafood dan daging bukan sekadar mineral—ia adalah “bahan bakar” utama untuk enzim glutathione peroxidase (GPx) yang melindungi sel imun dari kerusakan oksidatif. Tiram mentah atau kukus mengandung 60-80 mcg selenium per 100 gram, sementara tuna segar memberikan 92 mcg—cukup memenuhi 160% kebutuhan harian dewasa. Studi landmark di The Lancet Infectious Diseases (2021) melibatkan 500 relawan: kelompok yang mengonsumsi 100 gram tuna panggang 3 kali seminggu mengalami peningkatan aktivitas sel natural killer (NK) sebesar 35% dalam 8 minggu, dibandingkan kelompok kontrol.
Mengapa seafood unggul? Selenium dalam bentuk selenomethionine dari ikan diserap 90% oleh tubuh, jauh lebih tinggi daripada suplemen anorganik. GPx yang diaktifkan selenium menetralkan hidrogen peroksida—radikal bebas yang diproduksi saat sel imun menyerang virus—mencegah “kelelahan imun” kronis.
Menu selenium tinggi 3 hari (target 150-200 mcg):
| Hari | Makan Siang | Camilan | Makan Malam | Total mcg |
|---|---|---|---|---|
| Senin | Tuna steak 120 g (110 mcg) | Telur rebus 1 (15 mcg) | Udang kukus 100 g (40 mcg) | 165 mcg |
| Rabu | Tiram 6 butir (70 mcg) | Yogurt 200 ml (10 mcg) | Ayam panggang 100 g (25 mcg) | 105 mcg |
| Jumat | Salmon 150 g (50 mcg) | – | Kerang 100 g (60 mcg) | 110 mcg |
Tips konsumsi optimal:
- Pilih ikan segar atau beku vakum—hindari kaleng dalam brine yang hilangkan 30% selenium.
- Panggang/kuci dengan suhu <180°C agar tidak rusak protein ikatan selenium.
- Konsumsi dengan vitamin E (alpukat/sayur hijau) untuk sinergi antioksidan.
Dalam 4-6 minggu, Anda akan merasakan pemulihan flu lebih cepat, luka sembuh lebih baik, dan daya tahan tubuh meningkat signifikan.
